True Love di Mata Eyang Habibie
Baharudin Jusuf Habibie, Pria kelahiran Parepare - Sulawesi Selatan tahun 1936. Presiden Republik Indonesia ketiga yang juga merupakan ketua ICMI pertama. Ternyata dibalik kesuksesan eyang BJ Habibie dalam bidang sains dan teknologi, terdapat sisi unik tentang kisah cinta eyang Habibie dengan (alm.) eyang Ainun.
True love Habibie – Aiun, itulah tema yang diangkat program TV Mario Teguh yang ditayangkan di Metro TV. Oleh karenanya, kali ini saya ingin belajar banyak dari kisah cinta eyang Habibie dan (alm.) eyang Ainun.
“Cinta bagi saya adalah suatu keadaan yang memungkinkan 1 + 1 + 1 bukan 3, tapi 1 + 1 + 1 menjadi 30, 300, 3000, 3 juta” itulah kata pertama yang diucapkan eyang. Cinta bukanlah seperti rumus matematika, melainkan sebuah sebuah kekuatan yang bisa memberikan energi positif bagi pemiliknya. Dalam kata cinta tidak ada benar dan salah. karena cinta itu menjadikan gila.
Eyang habibie juga mencontohkan, orang yang mempunyai cinta bisa menyelesaikan dalam waktu 5 menit sebuah pekerjaan yang diselesaikan orang selama bertahun-tahun. Itu bukanlah hal yang mustahil.
Bagaimana mengetahui seseorang itu jodoh kita?
“Bukan jodoh yang kita tunggu jadi dan sempurna, tapi siapapun jodoh kita, kita jadikan dia sempurna” pesan eyang. Memang kita sangat ingin mempunyai pasangan hidup yang sempurna, tapi sangat mustahil sekali kita temui wanita yang benar-benar sempurna. Maka janganlan berharap mendapatkan wanita yang sempurna, tapi jadikanlah pasanganmu seorang yang sempurna.
Dalam pandangan eyang Habibie, ada 3 kelompok cinta:
1. Cinta kepada sesama manusia: orang tua, kakek, nenek, cucu, anak, masyarakat, bahkan cinta kepada yang membenci
2. Cinta pada karya-karya sesama manusia: budaya, filsafat, pemikiran (kadang kita sulit ikhlas dengan keberhasilan orang lain)
3. Cinta pada pekerjaan: Kita laksanakan pekerjaan secara professional
Eyang Habibie menceritakan kisah masa lalunya. Karena sering dijodoh-jodohin dengan bu ainun, pak Habibie akhirnya kesal. Lalu suatu saat datang ke bu ainun sambil ngomel: Ainun kamu item, gendut, jelek. Tapi bu ainun malah senyum. Itulah anggunnya bu Ainun. bu Ainun anggun luar dan dalam. Tapi setelah nikah, bu Ainun menyindir: saya tidak akan lupa dengan kata-kata kamu dulu!!!
Ketika eyang Habibie melamar bu Ainun, eyang berkata: “Nun, masa lampau kamu adalah milik kamu, masa lampau saya adalah milik saya, masa depan kita adalah milik kita, saya minta satu permohonan. Terimalah saya seadanya ini dan jadikan saya suamimu yang terbaik, perkenankanlah saya menerima kamu seperti kamu begini dan berikanlah kesempatan bagi saya menjadikan kamu istri saya yang paling baik”.
Apa rahasia pernikahan eyang tetap langgeng?
“Pasang surut dengan pasangan itu normal, tapi jangan sampai jadi jurang pemisah” ucapnya. Memang siklus kehidupan manusia itu pasti ada. Terkadang senang, sedih, mudah, susah dan sebagainya. Tapi ingat cinta sejati itu terlihat ketika dalam keadaan susah.
Apa saran eyang untuk memilih pasangan?
Cek dan review sebelum memilih
1. Budaya
2. Agama
3. Ketrampilan dan kecerdasan
Seseorang harus saling memahami antara budaya masing-masing. Tapi budaya saja masih belum cukup, karena agama juga mempunyai peran penting dalam membangun rumah tangga. Dan yang terakhir adalah ketrampilan dan kecerdasan yang akan menentukan masa depan rumah tangga.
True love Habibie – Aiun, itulah tema yang diangkat program TV Mario Teguh yang ditayangkan di Metro TV. Oleh karenanya, kali ini saya ingin belajar banyak dari kisah cinta eyang Habibie dan (alm.) eyang Ainun.
“Cinta bagi saya adalah suatu keadaan yang memungkinkan 1 + 1 + 1 bukan 3, tapi 1 + 1 + 1 menjadi 30, 300, 3000, 3 juta” itulah kata pertama yang diucapkan eyang. Cinta bukanlah seperti rumus matematika, melainkan sebuah sebuah kekuatan yang bisa memberikan energi positif bagi pemiliknya. Dalam kata cinta tidak ada benar dan salah. karena cinta itu menjadikan gila.
Eyang habibie juga mencontohkan, orang yang mempunyai cinta bisa menyelesaikan dalam waktu 5 menit sebuah pekerjaan yang diselesaikan orang selama bertahun-tahun. Itu bukanlah hal yang mustahil.
Bagaimana mengetahui seseorang itu jodoh kita?
“Bukan jodoh yang kita tunggu jadi dan sempurna, tapi siapapun jodoh kita, kita jadikan dia sempurna” pesan eyang. Memang kita sangat ingin mempunyai pasangan hidup yang sempurna, tapi sangat mustahil sekali kita temui wanita yang benar-benar sempurna. Maka janganlan berharap mendapatkan wanita yang sempurna, tapi jadikanlah pasanganmu seorang yang sempurna.
Dalam pandangan eyang Habibie, ada 3 kelompok cinta:
1. Cinta kepada sesama manusia: orang tua, kakek, nenek, cucu, anak, masyarakat, bahkan cinta kepada yang membenci
2. Cinta pada karya-karya sesama manusia: budaya, filsafat, pemikiran (kadang kita sulit ikhlas dengan keberhasilan orang lain)
3. Cinta pada pekerjaan: Kita laksanakan pekerjaan secara professional
Eyang Habibie menceritakan kisah masa lalunya. Karena sering dijodoh-jodohin dengan bu ainun, pak Habibie akhirnya kesal. Lalu suatu saat datang ke bu ainun sambil ngomel: Ainun kamu item, gendut, jelek. Tapi bu ainun malah senyum. Itulah anggunnya bu Ainun. bu Ainun anggun luar dan dalam. Tapi setelah nikah, bu Ainun menyindir: saya tidak akan lupa dengan kata-kata kamu dulu!!!
Ketika eyang Habibie melamar bu Ainun, eyang berkata: “Nun, masa lampau kamu adalah milik kamu, masa lampau saya adalah milik saya, masa depan kita adalah milik kita, saya minta satu permohonan. Terimalah saya seadanya ini dan jadikan saya suamimu yang terbaik, perkenankanlah saya menerima kamu seperti kamu begini dan berikanlah kesempatan bagi saya menjadikan kamu istri saya yang paling baik”.
Apa rahasia pernikahan eyang tetap langgeng?
“Pasang surut dengan pasangan itu normal, tapi jangan sampai jadi jurang pemisah” ucapnya. Memang siklus kehidupan manusia itu pasti ada. Terkadang senang, sedih, mudah, susah dan sebagainya. Tapi ingat cinta sejati itu terlihat ketika dalam keadaan susah.
Apa saran eyang untuk memilih pasangan?
Cek dan review sebelum memilih
1. Budaya
2. Agama
3. Ketrampilan dan kecerdasan
Seseorang harus saling memahami antara budaya masing-masing. Tapi budaya saja masih belum cukup, karena agama juga mempunyai peran penting dalam membangun rumah tangga. Dan yang terakhir adalah ketrampilan dan kecerdasan yang akan menentukan masa depan rumah tangga.